Internet bukan hanya sekedar sarana hiburan dan memperkaya
pengetahuan sahabat ebisnisandi. Admin juga memanfaatkan internet untuk
selalu update blog dan menyajikan artikel-artikel pilihan. Tapi lebih
dari semua itu ternyata Internet merupakan elemen pertumbuhan ekonomi
mendasar bagi Indonesia. Yups pertumbuhan negara akan semakin pesat
jikalau konektivitas internet sudah dalam level dewa gaes, artinya cepat
dan stabil. Hal ini juga pernah disampaikan oleh Sancoyo Setiabudi,
Country Manager untuk Cisco di Indonesia.
“Untuk membangun komunitas yang berkelanjutan dan progresif,
pemerintah juga perlu melihat bagaimana masyarakat dan bisnis di
Indonesia dapat memanfaatkan infrastruktur dan konektivitas,” kata
Sancoyo.
Dalam mewujudkan konektivitas Indonesia yang cepat dan stabil
tentunya memerlukan faktor ataupun dorongan. Sancoyo menjelaskan juga
bahwa ada 5 pilar pendorong konektivitas Indonesia. Kelima pilar ini
akan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan, pengembangan ekonomi,
dan tenaga kerja pintar.
Berikut Pilar Pendorong Konektivitas Jaringan
1. Pemanfaatan Teknologi
Adopsi teknologi mutakir dan ide-ide baru menjadi satu dari
aspek utama yang akan membawa pembangunan dan pertumbuhan di Indonesia.
Data data dan teknologi saling mempengaruhi dalam membuka pasar baru
untuk melayani kebutuhan konsumen yang lebih baik.
Kebutuhan masyarakt semakin meningkat dan kompleks. Pemerintah
harus jeli dalam mengamati fenomena ini dan melakukan aksi yang tepat.
Di Indonesia sendiri penerapan teknologi informasi dan komunikasi sudah
diterapkan. Contohnya : Jakarta Smart City dari pemerintah yang
terintegrasi dengan Qlue, situs administrasi crowd-sourcing,
Waze sebagai platform komunikasi dan informasi lalu lintas, dan CROP
sebagai sebuah aplikasi yang digunakan oleh pejabat pemerintah untuk
merespons pengaduan masyarakat.
2. Dukungan Solusi Inovatif
Pembangunan Infrastruktur yang sedikit demi sedikit terus
dikembangkan dan dievaluasi oleh Indonesia tidak hanya menguntungkan
bagi perusahaan besar maupun swasta. Komunitas Startup juga mendapatkan
keuntungan dari rencana digitalisasi di Indonesia. Contohnya diterapkan
oleh Startup transportasi yang identik dengan warna hijau yaitu
Gojek.Go-Jek melihat kesempatan di tengah kemacetan Jakarta dengan
diluncurkannya aplikasi pemanggil layanan ojek. Aplikasi Go-Jek telah
menginspirasi banyak pihak untuk memulai bisnis mereka sendiri yang
menggunakan mobilitas dan internet untuk menyelesaikan masalah saat ini.
Mendukung inovasi lokal menjadi bagian integral dari Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), dengan
visi memperkuat inovasi nasional pada area proses produksi dan pemasaran
menuju ekonomi yang didorong oleh inovasi.
3. Tenaga Kerja Kolaboratif
Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat berkembang dengan
pesat. Mindset dan juga etos kerja sesorang menjadi berubah karena
hadirnya teknologi dan ilmu pengetahuan. Cisco percaya tenaga kerja masa
depan akan sangat kolaboratif,dengan membuat tim yang saling mengisi
kekosongan dengan memaksimalkan tenaga professional di seluruh dunia.
Dengan pertumbuhan penetrasi internet yang cepat, tenaga kerja Indonesia
akan dapat memaksimalkan teknologi yang sedang berkembang,
berkolaborasi, dan memenuhi tantangan global.
4. Pendidikan dan Sumber Daya
Dunia kerja menuntut para praktisi memiliki keahlian dan
keterampilan yang mumpuni karena akan membuka pintu menuju kesempatan
lebih besar.
Cisco sudah berfokus dalam usahanya pada pelatihan, edukasi, dan penemuan, memberikan inisiatif menciptakan tenaga kerja yang mengenal teknologi dan siap menghadapi masa depan
Cisco sudah berfokus dalam usahanya pada pelatihan, edukasi, dan penemuan, memberikan inisiatif menciptakan tenaga kerja yang mengenal teknologi dan siap menghadapi masa depan
5. Komunitas Terhubung
Komunitas di Indonesia sangat banyak, apalagi ada situs yang
mengklaim menjadi komunitas terbesar di Indonesia yaitu kaskus.co.id.
Teknolgi penting dalam meningkatkan kehidupan komunitas di Indonesia.
Dengan populasi lebih dari 250 juta orang, penelitian terbaru dari
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melaporkan bahwa
terdapat 88,1 juta pengguna internet di Indonesia, dengan laju penetrasi
mencapai 34 persen. Artinya masih ada lebih dari 60 persen populasi
Indonesia yang masih belum terhubung dan terdigitalisasi.
Sekarang Indonesia masih belum terintegrasi dan terhubung dengan
semua pilar diatas. Tentunya ini merupakan PR bagi pemerintah dan juga
insan telekomunikasi di Indoneisa.

0 komentar:
Post a Comment