Hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan Toko Online

Info : 

Ketika Lazada berdiri, mereka tahu bahwa mereka akan fokus pada produk elektronik. Ini terbukti dengan hasil penjualan awal Lazada di mana sekitar 95 persen berasal dari produk elektronik. Setiap produk itu mempunyai nilai yang berbeda, ada yang tinggi dan ada yang rendah, begitu juga dengan elektronik. Penjualan eletronik Lazada didominasi oleh smartphone dengan jumlah sekitar 70-80 persen. Blackberry menjadi primadona di smartphone karena Blackberry mendominasi penjualan smarphone di Lazada sekitar 70 persen lebih.
Sadar dengan tingginya permintaan Blackberry di masa-masa awal Lazada berdiri, Lazada lalu mencoba menjadikan Blackberry sebagai pusat perhatian dengan terus menawarkan diskon-diskon menarik agar orang mau mengunjungi dan berbalanja di Lazada. Upaya promosi ini mengharuskan Lazada untuk mengurangi margin mereka pada produk ini menjadi 3 persen.

Diambil dari info tersebut, dalam berbisnis, anda harus tahu yang mana yang sebaiknya menjadi prioritas dalam berbisnis. Lakukan dengan strategis dan penuh perhatian. Jika anda mempunyai toko online, coba cari tahu produk anda yang paling disukai dan banyak dicari orang, dengan begitu anda bisa mengeksplor lebih dalam lagi pada produk tersebut. Lagi, prioritas adalah hal yang penting dalam bisnis. Sangat tidak disarankan untuk melayani calon customer yang banyak tanya tapi ujung-unjungnya mereka tidak jadi membeli. Alangkah baiknya jika anda lebih baik dalam melayani customer yang sudah sering belanja di toko online anda untuk mempertahankan mereka agar terus belanja di toko anda dan tidak berpindah ke pesaing anda.

Supply Chain dan Marketing
Supply Chain dan Marketing adalah pilar utama dalam Lazada yang menentukan pertumbuhan bisnis mereka. Dua elemen inilah yang bisa membuat Lazada tumbuh besar sampai sekarang.
Jika berbicara tentang teknologi, seperti yang dikatakan Fung, “teknologi dalam Lazada tidak begitu inovatif, dalam artian teknologinya tidak rumit dan bisa ditiru banyak orang. Tetapi, apakah teknologi yang merupakan bagian terpenting dalam Lazada? Tidak, jawabannya adalah Supply Chain dan Marketing,” ungkap Fung.
Sebagai CEO, anda tidak bisa melakukan semuanya, harus ada elemen penting yang menjadi prioritas anda. Lazada tahu bahwa mereka harus fokus di dua elemen ini.

Penjualan dan Kepuasan Customer
Meningkatkan penjualan dan  kepuasan customer adalah hal yang berbeda. Banyak pelaku toko online yang hanya fokus meningkatkan penjualan ketimbang meningkatkan kepuasan customer. Walaupun biasanya hal yang dilihat oleh investor adalah jumlah penjualan, menurut Fung kepuasan customer tetap menjadi hal yang lebih penting dibandingkan jumlah penjualan. Penjualan hanya mendatangkan uang kepada bisnis anda, tetapi supaya bisnis anda menjadi bisnis yang sustainable, kepuasan customer adalah kuncinya. Ketika bisnis anda sudah berjalan dan menunjukkan jumlah penjualan yang menarik investor, mereka tidak lagi fokus melihat penjualan anda, tetapi mereka lebih melihat tingkat retensi (persentase customer yang kembali membeli produk anda). Tingkat retensi ini sangat bergantung dengan kepuasan.
Fung mengakui bahwa tingkat retensi Lazada pada awalnya itu sangatlah rendah. “Untuk menghemat biaya, kami tidak menyiapkan stok barang di gudang, melainkan di supplier. Ini adalah kesalahan kami karena ketika suatu barang dipesan customer, kami harus mengontak supplier dahulu untuk memastikan ketersedian barangnya.

Kesimpulan :

Jadi inti dalam membangun bisnis toko online yang bisa sustainable adalah anda harus melakukan penjualan yang strategis, artinya anda tahu apa yang anda jual, bagaimana menjualnya, dan siapa target pasar anda. Selain itu anda juga harus memperhatikan prioritas. Tentukan prioritas anda dan fokus saja di sana dulu sampai anda benar-benar bisa menguasainya. Dan yang terakhir adalah kepuasan customer. Ini adalah kunci utama dalam membangun bisnis yang bisa sustainable hingga bertahun-tahun lamanya.

Source : http://startupbisnis.com/overview-ecommerce-lazada-indonesia
Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment